Sabtu, 25 Agustus 2018

Tugas

Simaklah bacaan di bawah ini dan jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawahnya pada secarik kertas!

Suku Kubu atau Suku Anak Dalam

Suku Kubu atau juga dikenla dengan Suku Anak Dalam atau Orang Rimba adalah salah satu suku bangsa minoritas yang hidup di Pulau Sumatra, tepatnya di Provinsi Jambi dan Sumatra Selatan. Mereka mayoritas hidup di Provinsi Jambi dengan perkiraan populasi sekitar 200.000 jiwa. Pada awalnya untuk dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya, Suku Anak Dalam sangat bergantung pada hasil hutan atau hewan buruan. Namun kini, ada juga sebagian dari mereka yang hidup sebagai dengan bermata pencaharian sebagai petani dan berladang. Berburu binatang seperti babi, kera, beruang, monyet, ular, labi-labi, rusa, kijang dan berbagai macam jenis unggas merupakan salah satu bentuk dari mata pencaharian mereka, seperti mengambil buah-buahan, daun-daunan, dan akar-akaran sebagai bahan makanan.

                                              (Suku Anak Dalam, sumber: Google Images)

Mereka hidup secara berkelompok dengan dipimpin oleh seorang Tumenggung yang menaungi 9-10 keluarga dan tempat tinggalnya bersifat semisedenter, bangunan tempat tinggalnya berupa pondok yang terbuat dari kayu dengan atap jerami atau sejenisnya. Biasanya tempat tinggal mereka dekat dengan aliran sungai sebagai sumber kehidupan.

Salah satu tradisi khas dari Suku Anak Dalam adalah melangun, yaitu melangkahkan kaki sejauh mungkin dari kampung  halaman akibat ditinggal mati oleh sanak keluarga, hal itu dilakukan untuk menghilangkan kesedihan. Melangun dilakukan oleh seluruh anggota keluarga yang ditimpa musibah, melangun dapat dilakukan selama berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun mereka akan kembali ke kampung halaman setelah kesedihan sirna.

Namun, cara hidup Suku Anak Dalam ini terancam oleh perluasan perkebunan kelapa sawit yang merambah hunian dan tanah ulayat mereka. Akibatnya, wilayah perburuan mereka semakin jauh dan hewan buruan semakin langka. Hidup mereka terkatung-katung dengan tinggal dii tenda-tenda akibat ranah mereka dijadikan perkebunan sawit. Mereka tidak dapat lagi melakukan tradisi melangun karena jika kampong halaman mereka lama ditinggalkan, mereka khawatir kampong halaman mereka akan dikonversi menjadi lahan perkebunan sawit. (Sumber: Hapsari, R. & M. Adil. 2016. Sejarah Indonesia Untuk SMA/MA kelas X. Jakarta: Erlangga.)

Pertanyaan:
  1. Menurut anda apakah cara hidup suku Anak Dalam masih memiliki kesamaan dengan cara hidup manusia purba pada masa Praaksara? Berikan alasannya!
  2. Bagaimana anda memandang kehidupan Suku Anak Dalam saat ini jika dibandingkan dengan kehidupan masyarakat sekarang?
  3. Menurut anda, masih  adakah tradisi praaksara yang berlanjut hingga kini? Jelaskan dan lakukan identifikasi pada masyarakat yang berada di sekitar anda!
  4. Apakah terdapat kelompok masyarakat/suku tertentu yang dekat dengan wilayah anda di Provinsi Banten? Apabila ada, sebutkan dan berikan contoh kehidupan sosial yang ada pada masyarakat/suku tersebut!